Keladang.com – Bagaimana cara kerja hidroponik? Silakan simak penjelasan berikut ini. Saat ini, sistem hidroponik semakin populer dalam dunia pertanian modern. Sistem hidroponik adalah cara bercocok tanam yang menggunakan dengan menggunakan media tanam selain tanah. Umumnya menggunakan air, arang sekam, cocopeat, kerikil dan lain sebagainya.
Berkebun secara hidroponik sangat cocok bagi Anda yang tinggal di perkotaan yang mempunyai lahan terbatas. Dengan berkebun secara hidroponik, Anda akan memperoleh banyak manfaat dan keuntungan. Antara lain dapat memaksimalkan lahan, lebih hemat air, cepat tumbuh dan cepat panen. Selain itu, tanaman yang tumbuh dengan sistem hidroponik akan jauh lebih sehat dan berkualitas.
Baca Juga : 8 Cara Budidaya Jamur Enoki dan Jamur Kancing sebagai Ladang Penghasil Cuan!
7 Cara Kerja Hidroponik dalam Sistem Pertanian Modern
Lalu, bagaimana cara kerja sistem hidroponik? Tanaman hidroponik tumbuh dapat tumbuh karena tiga item utama, yaitu nutrisi, air, dan sinar matahari. Sedangkan untuk pertanian tradisional, tanah menjangkar tanaman dan bertindak sebagai reservoir air dan nutrisi. Sistem hidroponik adalah cara bercocok tanam secara modern tanpa menggunakan tanah.
Sehingga, cara kerja sistem hidroponik adalah menghilangkan kebutuhan akan tanah dengan memberikan larutan berair bermuatan nutrisi langsung ke akar. Hal inilah yang membuat tanaman tetap makan dan terhidrasi, sementara solusi pencahayaan tambahan meniru sinar matahari. Berikut ini adalah beberapa cara kerja sistem hidroponik yang dapat diterapkan dalam dunia pertanian.
1. Media Tanam Alternatif
Cara kerja sistem hidroponik yang pertama adalah sebagai media tanam alternatif. Alih-alih menggunakan tanah, sistem hidroponik dapat menggunakan larutan air yang diberi nutrisi khusus sebagai media tanamnya.
Kelebihan media tanam alternatif ini antara lan adalah dapat memberi dukungan yang cukup bagi pertumbuhan tanaman, meski tanpa unsur hara yang biasanya ditemukan dalam tanah.
2. Menggunakan Sistem Irigasi
Cara kerja sistem hidroponik yang selanjutnya adalah menggunakan sistem irigasi. Cara kerjanya adalah menggunakan larutan air yang mengandung semua nutrisi bagi tanaman. Larutan tersebut kemudian disalurkan langsung ke akar tanaman dengan menggunakan sistem irigasi.
3. Cara Kerja Hidroponik
Berbeda dengan sistem pertanian tradisional yang menggunakan media tanah, dalam sistem hidroponik menggunakan larutan air yang telah diatur sedemikian rupa. Sehingga memiliki kandungan nutrisi yang tepat.
Kandungan nutrisi tersebut mencakup berbagai unsur esensial seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, serta unsur mikro seperti besi, tembaga, dan seng.
Namun, tentunya campuran nutrisi tersebut harus Anda sesuaikan dengan jenis tanaman beserta fase pertumbuhannya.
Baca Juga : Panduan Lengkap Cara Menanam Kacang Panjang di Lahan Sempit dari Semai hingga Panen!
4. Kontrol Lingkungan
Salah satu kunci keberhasilan bercocok tanam dengan sistem hidroponik adalah kontrol sosial. Yaitu Anda harus mengatur secara cermat berbagai parameter, seperti suhu, kelembaban udara, pH larutan nutrisi, dan tingkat pencahayaannya. Umumnya, tanaman hidroponik sering kali ditempatkan dalam rumah kaca atau ruangan tertutup untuk membantu pertumbuhannya.
5. Pemantauan dan Perawatan Rutin
Cara kerja sistem hidroponik berikutnya adalah pemantauan dan perawatan rutin. Seperti pada budidaya tanaman lainnya, budidaya tanaman yang menggunakan sistem hidroponik juga membutuhkan pemantauan dan perawatan rutin.
Oleh karena itu agar tanaman dapat tumbuh sehat dan optimal, petani harus mengganti larutan nutrisi secara teratur. Selain itu, juga harus selalu menjaga pH dalam kisaran yang diinginkan, mengontrol hama dan penyakit, serta memastikan tanaman mendapat cahaya yang cukup.
6. Optimasi Pertumbuhan
Ada beberapa kelebihan yang dapat Anda peroleh dengan bertanam secara hidroponik. Salah satunya adalah dapat membantu pertumbuhan tanaman yang lebih optimal daripada metode lainnya.
Bahkan, dengan menerapkan perawatan yang tepat, sistem hidroponik dapat membantu menghasilkan panen yang lebih besar dan cepat.
7. Cara Kerja Hidroponik
Dalam sistem penanaman hidroponik, Anda dapat menanam tanaman secara langsung dalam larutan berair atau juga dengan menggunakan media bebas tanah lainnya. Seperti sabut kelapa, wol batu, LECA, vermikulit, atau perlit. Sehingga, akar tanaman kemudian akan menerima larutan nutrisi baik dalam sistem aktif maupun sistem pasif.
Untuk sistem aktif adalah dengan menggunakan pompa untuk mengedarkan dan menganginkan larutan nutrisi. Lalu, menghantarkan nutrisi ke zona akar tanaman untuk diserap. Namun, dalam sistem pasif tidak memiliki pompa atau bagian yang bergerak. Sehingga, sebagai solusinya adalah menyalurkan nutrisi ke zona akar melalui sistem genangan, gravitasi atau aksi kapiler.
Baca Juga : 8 Tips Menentukan Ukuran dan Jenis Pipa PVC dalam Budidaya Hidroponik
Cara Kerja Hidroponik Sistem Wick
Salah satus sistem hidroponik yang paling populer adalah sistem wick. Sistem wick ini sangat cocok bagi para pemula yang baru akan memulai menekuni pertanian hidroponik. Jika Anda mengikuti kursus hidroponik biasanya Anda akan membawa pulang paket hidroponik dengaan teknik kapiler ini. Teknik ini sangat mudah dipelajari, karena hampir semuanya bersifat pasif artinya tidak ada yang bergerak.
Jadi memerlukan campur tangan manusia agar pertumbuhan tanaman lebih maksimal. Seperti misalnya dengan rajin mengaduk larutan nutrisi minimal sehari sekali. Metode ini sangat mudah dan paling disarankan untuk pemula, ada banyak yang harus Anda perhatikan secara berkala.
Antara lain mengontrol dan menambahkan cadangan larutan nutrisi jika sudah mulai berkurang. Selain itu, juga mengontrol kandungan nutrisi dengan TDS meter, dan mengontrol atau mengganti tanaman jika ada yang tidak tumbuh dengan sempurna. Berikut ini adalah cara kerja sistem hidroponik dengan menggunakan sistem wick.
1. Cara Kerja Hidroponik Sistem Wick
Berikut ini adalah cara kerja sistem hidroponik dengan menggunakan sistem wick.
- Pertama, tempatkan larutan nutrisi pada satu wadah sejenis bak.
- Pada sistem hidroponik ini, akar tanaman tidak dapat langsung menyentuh larutan nutrisi. Namun tetap tumbuh di media tanam sebagai penopang (rock wool, hidrotone, dll), sehingga memerlukan sumbu kapiler (kain flanel) yang menghubungkan air dengan media tanam tersebut.
- Selanjutnya, tutup wadah larutan nutrisi dengan bahan yang sebelumnya sudah Anda lubangi selebar netpot yang akan berguna sebagai penopang tanaman.
- Kemudian, masukkan bibit tanaman ke dalam netpot yang ditopang dengan bahan (rock wool, hidrotone, atau lainnya).
- Hal ini bertujuan agar akar dapat berpegangan dan batang tanaman dapat tumbuh dengan tegak berdiri.
- Sehingga, larutan nutrisi akan ditarik ke penopang tanaman dimana akar berkembang disitu dengan menggunakan sumbu.
- Umumnya, sumbu menggunakan media yang daya kapilernya bagus seperti kain flannel atau jenis bahan lainnya.
Ada beberapa kelebihan bercocok tanam hidroponik dengan sistem wick, antara lain peralatan murah dan mudah Anda temukan. Tidak tergantung pada listrik, Anda dapat menggunakan aerator agar suplai oksigen lebih maksimal. Ukuran lebih fleksibel dan kebutuhan nutrisi tanaman selalu tercukupi.
Demikian tadi cara kerja sistem hidroponik yang dapat diterapkan dalam sistem pertanian. Dengan menggunakan sistem hidroponik, seperti misalnya sistem wick akan membuat tanaman dapat tumbuh lebih optimal dengan hasil panen yang berlimpah. Selamat mencoba.